Kapan Nanti
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie • Gramedia Pustaka Utama • Cetakan pertama, Mei 2023 • 978-602-06-6865-9 • 132 hlm
“Di dunia di mana mala dan durjana dibiarkan mengembara merasuk dan merajah sekujur badan dan sedalam jiwa.” Hlm 83
Kutipan di atas kurang lebih bisa digambarkan sebagai inti dari buku ini. Di mana kedelapan cerita imajinatif tersebut bersumber pada kegelapan hati yang ternoda, entah perbuatan tercela atau akibat dari perbuatannya di masa lalu. Larangan-larangan tak masuk akal yang dikarang orang tua, penderitaan anak yang dihasilkan di luar pernikahan, dan segala macam bentuk trauma-depresi yang bisa meruntuhkan diri.
- Kabaret
- Kin (Si Kurang Ajar)
- Kering
- Kuping
- Kubur
- Krematorium
- Kelana
- Kambing
Kedelapan cerita mempunyai judul berawalan dengan huruf K, cukup mencurigakan jika dikaitkan dengan judul bukunya yang juga berawalan sama. Tetapi setelah aku coba untuk menelisik hubungan keduanya, tetap tidak kutemukan jawabannya. Kesedihan, kesengsaraan, ataukah kematian? Cerita analogi yang benar-benar sulit untuk dimengerti.
Salah satu cerita favoritku dengan judul Krematorium pada halaman 95 menceritakan tentang hilangnya Moshka Vatra. Penjelasan tentang siapa dia dan bagaimana dia menghilang, cukup menarik, apalagi endingnya di luar dugaan.
Sebelum membaca buku ini kusarankan untuk membaca buku Ziggy sebelumnya, biar tidak kaget dengan cara ia bercerita. Sangat unik dan membutuhkan perulangan. Kita diajak menjelajah dunia imajinasi yang (benar-benar) tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Covernya sangat cantik, bonusnya banyak sekali, di beberapa halaman ada gambar berwarna. Namun, buku ini bukan untuk anak-anak.
“Kepada siapa dia bersalah? Bukan kepada mereka yang menampik pengharapannya dengan caci dan cerca. Dia tidak akan memberi. Mereka menuntut apa yang tidak patut mereka miliki.” Hlm 85